Banner 728x90 pxl

Rabu, 19 Januari 2011

Levofloksasin

nama dagang


- Cravox    - Difloxin    - Inacid      - Levocin
- Levovid   - Lexa        - Mosardal - Nislev
- Nufalev   - Prolecin    - Prolevox  - Volequin
- Voxin      - Cravat


dosis

Oral, IV: dewasa
  • Sinusitis bakteri (akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 10-14 hari atau 750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari.
  • Bronkitis kronis (bakteri eksaserbasi akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 7 hari.
  • Ántrax inhalasi: 500 mg setiap 24 jam untuk 60 hari; dimulai sejak terpapar.
  • Pneumonia: Community – acquired: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-14 hari atau 750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari (efikasi obat pada pemberian 5 hari untuk MDRSP tidak dapat dipastikan).
  • Nosokomial: 750 mg setiap 24 jam untuk 7-14 hari.
  • Prostatitis: (cronic bacterial): 500 mg setiap setiap 24 jam selama 28 hari.
  • Infeksi kulit: infeksi tanpa komplikasi: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-10 hari.
  • Dengan komplikasi: 750 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari.
  • Infeksi saluran urin: tanpa komplikasi: 250 mg satu kali sehari selama 3 hari.
  • Komplikasi: termasuk pyelonephritis akut: 250 mg setiap 24 jam untuk 10 hari.
  Tetes mata:
  • Konjungtifitis ( larutan tetes mata 0.5%): dosis anak >1 tahun dan dewasa: pengobatan hari 1 dan 2 : dimulai 1-2 tetes ke mata yang sakit setiap 2 jam saat masih terjaga, hingga 8 kali sehari.
  • Pengobatan hari 3-7:1-2 tetes ke mata yang sakit setiap 4 jam saat masih terjaga,hingga 4 kali sehari.
  • Ulcer kornea : (larutan tetes mata 1.5%): Dosis anak > 6 tahun dan dewasa: 1-2 tetes ke mata yang sakit setiap 30 menit sampai 2 jam saat masih terjaga dan 4-6 jam setelah istirahat.
  • Perawatan hari ke-4 untuk melengkapi pengobatan : 1-2 tetes ke mata yang sakit saat masih terjaga setiap 4 jam saat masih terjaga.
 Dosis pada gangguan ginjal :
  • Bronkhitis kronis, sinusitis akut, infeksi kulit tanpa komplikasi, community-acquired pneumonia,protatitis bakterial kronik,atau inhalasi anthrak: dosis awal 500 mg, dosis selanjutnya :ClCr 20-49 mL/menit : 250 mg setiap 24 jam,ClCr 10-19 mL/menit : 250 mg setiap 48 jam,Hemodialisis (CAPD) : 250 mg setiap 48 jam
  • Infeksi saluran urin tanpa komplikasi : tidak ada penyesuaian dosis.
  • Infeksi saluran urin dengan komplikasi,pyelonefritis akut: ClCr 10-19 mL/menit:250 mg setiap 48 jam
  • Infeksi kulit dengan komplikasi sinusitis bakterial akut,community-acquired pneumonia atau pneumonia nosokomial: dosis awal 750 mg, dosis selanjutnya: ClCr 20-49 mL/menit : 750 mg setiap 48        jam, ClCr 10-19 mL/menit : 500 mg setiap 48 jam, Hemodialisis (CAPD) : 500 mg setiap 48 jam


indikasi

Sistemik: Pengobatan infeksi ringan, sedang dan berat yang disebabkan oleh organisme yang sensitive, meliputi CAP (community-acquired penumoniae), termasuk juga MDRSP (multidrug resistant strains of S.pneumoniae); neumoniae nosokomial; bronchitis kronis; sinusitis bakteri akut; infeksi saluran urin dengan atau tanpa komplikasi, termasuk juga pyelonepritis akut yang disebabkan oleh E.coli; prostatitis (cronic bacterimia); infeksi kulit (dengan atau tanpa komplikasi); untuk profilaksis serangan anthrak (setelah terpapar)
  Oftalmic: Pengobatan konjungtivitsi bakteri yang disebabkan oleh organisme; pengobatan ulcer kornea yang disebabkan oleh bakteri yang sensitive.


kontraindikasi

Hipersensitif terhadap levofloksasin dan hipersensitif terhadap komponen dalam sediaan.


efek samping

Kejadian 1-10%
Kardiovaskular: nyeri dada.CNS: sakit kepala (6%), insomnia (5%), pening (2%), fatigue (1%), nyeri (1%), demam. Dermatologi: pruritus (1%), ruam (1%).Gastrointestinal: mual (7%), diare (5%), nyeri lambung (3%), konstipasi (3%), dispepsia (2%), muntah (2%), flatulence (1%).Genitauria; vaginitis (1%).Hematologi: limfopenia (2%).
Okular: menurunnya daya lihat (sementara), rasa terbakar pada mata (sementara), nyeri ocular (sementara), fotopobia.Respiratoria: faringitis (4%), dyspnea (1%), rhinitis (1%), sinusitis (1%).
Kurang dari 1 % dan hilang dengan sendirinya:

Sistemik: ARF; reaksi alergi; agranulositosis; reaksi anafilaksis;anoreksia;ansietas; aritmia; atralgia; asistes; bradikardi; bronkospasmus; karsinoma; gagal jantung; kerusakan jaringan otak; kolestasis; kolethiasis; konfusi; konjungtifitis; dehidrasi; depresi; kerusakan mata; edema; abnormalitas EEG; abnormalitas elektrolit; ensefalopati; eritema multiform; gangren; pendarahan saluran cerna; granulositopenia; halusinasi; stop jantung; hematoma; anemia hemolitik; hemoptisis; gagal hati; hipertensi / hipotensi; infeksi; peningkatan INR; kerusakan lambung; hipertensi intrakranial; jaundice; leukopenia; leukositosis; leukorrhea; limphadenopaty; mioacardial infraction; migren; multiple organ failur; pankreatitis; paralisis; parestesia;neuropati perifer; phlebitis; sensitif terhadap cahaya (<0,1%); efusi pleura; postural hipotensi;peningkatan waktu pembekuan darah; pseudomembranous kollitis; udem paru; pulmonary embolism; purpura; depresi pernapasan; gagal napas; kejang; kerusakan jaringan kulit; somnolence; sindrom stevens-johnson ; stupor; syncope; kerusakan tendon; peningkatan transaminase; trombositopenia; tremor; abnormalitas WBC.


interaksi

Dengan Obat Lain : 
  Peningkatan efek toksis:
  • Meningkatkan efek toksis gliburid dan warfarin.
  • Dengan kortikosteroid kemungkinan akan meningkatkan kerusakaan tendon.
  • Probenecid kemungkinan akan meningkatkan kadar levofloksasin.
  • Meningkatkan aritmia; jika digunakan dengan obat – obat yang memperpanjang QTc (aritmia kelas 1ª dan III , eritromisin, cisaprid, antipsikotis, antidepresan siklik).
  Menurunkan efek:
  Kadar obat akan menurun jika digunakan bersamaan dengan; mineral kation, antasida, elektrolit suplemen oral, quinapril, sukralfat. Penggunaan seharusnya dipisah.

Dengan Makanan :
Tablet dapat digunakan tanpa ada perhatian terhadap makanan. Sediaan suspensi oral sebaiknya digunakan dalam keadaan perut kosong (1 satu jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).


mekanisme kerja

Menghambat DNA-gyrase pada organisme yang peka; menghambat relaksasi superkoloid DNA dan memicu kerusakan DNA bakteri. DNA gyrase (topoisomerase II) adalah enzim esensial bakteri yang berfungsi untuk memperbaiki struktur superhelik DNA yang diperlukan untuk replikasi, transkripsi, rekombinasi dan transposisi


bentuk sediaan

Infus, Injeksi, Larutan Tetes Mata, Larutan Untuk Oral, Tablet

parameter monitoring

  • WBC (white blood count)
  • Tanda – tanda infeksi (kultur biakan bakteri, suhu badan)
  • Renal (BUN, ClCr)
  • Fungsi hati (SGOT,SGPT)


stabilitas penyimpanan

Injeksi:
  • Vial: simpan pada suhu ruangan; terlindung dari cahaya, hasil pelarutan 5 mg/ml dalam larutan yang sesuai dapat bertahan selama 72 jam jika disimpan pada suhu ruangan. Dapat bertahan selama 14 hari jika disimpan dalam lemari pendingin.
  • Jika dalam lemari pembeku (frozen) dapat bertahan selama 6 bulan dan jangan dilakukan pembekuan ulang serta jangan gunakan pemanas untuk mencairkan obat dari proses pembekuan.
  • Sebelum pencampuran: simpan pada < 25°C.
Tablet: larutan oral: simpan pada suhu 25°C: dapat direkomendasikan rentang suhu ruangan antara 15°-25°C.


informasi pasien

Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya levofloksasin digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan.Obat digunakan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan). Amati jika ada timbul gejala ESO obat,seperti mual,diare atau respon hipersensitivitas.Jika masih belum memahami ttg penggunaan obat,harap menghubungi apoteker.Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat,maka harap menghubungi dokter

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Categories

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger