Banner 728x90 pxl

Sabtu, 11 April 2009

Penggunaan Formula Imunomodulator Pada Pengobatan Radiasi Kanker Kepala Dan Leher

Diperkirakan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk diindonesia. Sebagian besar penderita datang berobat dalam stadium lanjut. Dalam keadaan ini, pengobatan yang tersedia adalah radiasi dan kemoterapi, untuk tujuan kuratif dan paliatif. Penderita kanker stadium lanjut sering mengalami penurunan keadaan imun, karena tergantungnya mekanisme respon imun dari berbagai sel, yang disebut imunitas seluler. Pengobatan radiasi pada tumor didaerah leher dan kepala, dapat menimbulkan efek samping berupa
gangguan menelan, peradangan mukosa mulut dan hilangnya rasa pengecap pada sebagian besar pasien.
Salah satu cara untuk mengatasi penurunan imunitas seluler adalah dengan pemberian zat yang meningkatkan respon imun (imunomodulator). Bd-GARD adalah produk imunomodulator produksi PT. Mahakam Beta Farma yang mengandung colostrum, lactoferrin dan Echinacea.

Colostrum
Bahan ini mengandung 2 komponen utama, yaitu factor imun dan factor pertumbuhan. Colostrum mengandung berbagai imunogoblin, antara lain IgG yang bersifat antitoksin dan antimikrobia. Penelitian menunjukan aktivitas mengembalikan system imun, menghancurkan bakteri dan virus. Untuk memperoleh efektivitas imun, dosisnya 200-400mg/hari.

Lactoferrin
Terdapat dalam colostrum, memberikan efek antara lain memberikan antibody murni, menghalangi nutrisi sel kanker, menghambat produksi radikal bebas dan mengaktifkan DNA yang akan mengeluarkan respon imun.penggunaan lactoferrin pada terapi suportif adalah sebagai imunostimulan, antijamur, antiinflamasi dan antiparasit. Pada beberapa penelitian diperoleh data, lactoferrin mengikat zat besi bebas dan bekerja pada tumor padat. Yang terpenting, zat ini bekerja terhadap metastasis.

Echinacea
Berasal dari tumbuhan dan bekerja sebagai imunostimulan, anti peradangan, antimikrobia dan antiseptic. Menurut beberapa kepustakaan, penggunaan obat-obat tradisional pada pengobatan karsinoma nasofaringmemberikan perbaikan terhadap gejala-gejala penyakit, menurunkan efek samping yang terjadi, cenderung memperbaiki respon terhadap radiasi dan kemoterapi.

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak penggunaan zat-zat aktif dalam Bd-GARD pada penerita kanker yang sedang mendapat radioterapi, kususnya penderita kanker leher dan kepala.penelitian dilakukan dalam bentuk uji klinisdengan control pada dua kelompok pasien yang diradiasi di RS kanker Darmais, Jakarta.

Sejak 1 september 2002-november 2004, terdapat 43 pasien yang memenuhi syarat penilaian; 23 pasien dari kelompok perlakuan (yang selama pengobatan radiasi mengkonsumsi “formula imonomodulator”) dan 20 pasien dari kelompok control (tidak mengkonsumsi “formula inunomodulator”). Kedua kelompok dibandingkan secara klinis dan laboratories terhadap berbagai parameter, sebelum dan sesudah penyinaran.
Dari kelompok perlakuan, 20 pasien dapat menyelesaikan pengobatan dan 3 pasien tidak menyelesaikan pengobatan. Pada kelompok control, 20 yang memenuhi syarat untuk penelitian, 2 orang tidak menyelesaikan penyinaran. Sesuai protocol penelitian, pasien kelompok perlakuanmengkonsumsi “formula imunomodulator” dengan dosis 3x2 kapsul/hari selama penyinaran., sedangkan kelompok control tidak.analisis dilakukan dengan menggunakan statistic parametric, karena distribusi sample normal yang dibuktikan dengan tes kolmogorov-smirnov. Digunakan uji T sample Independen (Independen Sampel T test) dan uji sample T berpasangan (paired-sampel T test), untuk menguji perbedaan yang bermakana anata dua sample yang berhubungan dan bebas. Selain itu, dilakukan pengujian statistic menggunakan Mann-Whitney Test.
Hasil penelitian menunjukan, terdapat penurunan yang lebih bermaknasetelah radiasi dibandingkan sebelumnya pada berat badan dan status performa pasien. Penurunan lebih tajam pada kelompok control dibandingkan dengan kelompok perlakuan, yaitu masing-masing pada berat badan : p=0,000 dan 0,006 dan status performa :=p 0,000 dan 0,046. Respon radiasi pada kelompok perlakuan lebih rendah secara bermakna dari pada kelompok control (p=0,03). Efek samping pada kelompok perlakuan lebih rendah secara bermakna disbanding kelompok control (p=0,046). Hasil ini sejalan dengan penurunan yang lebih tajam pada kelompok control, dibandingkan kelompok perlakuan pada jumlah limfosit: p=0,000 dan 0,001, jumlah Cd4: p=0,000 dan 0,003, dan jumlah CD8 : p=0,000 dan 0,001. penurunan lebih terkendali secara bermakna terdapat pada parameter kelompok perlakuan, yaitu status performan (p=0,049) dan jumlah CD4 (P=0,043).

Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesan, “formula imunomodulator” (zat aktif dalam Bd-GARD) dapat dimanfaatkan pada pengobatan radiasi kanker leher dan kepala, karena sangat bermanfaat dalam meningkatkan respon terhadap radiasi dan mengurangi efek samping pengobatan radiasi, selain mengembalikan status performan dan penurunan berat badan. Hal ini sejalan dengan hasil pemeriksaan yang menunjukan lebih terkendalinya nilai CD4 pada kelompok yang menggunakan bahan tersebut bila dibandingkan dengan kelompok control. Berarti, bahan suplemen tersebut menghambat penurunan imunitas seluler pasien kanker leher dan kepala yang mendapat pengobatan radiasi.

Dikutip dari majalah semijurlah farmasi dan kedokteran ETHICAL DIGEST no 53

1 komentar:

me mengatakan...

bagus nih artikel kamu, salam kenal yah :)


www.rizaladha.com

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Categories

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger